“Salib Kristus adalah kebodohan dari
ALLAH???”
(Oleh: Victor Banoet)
Pokok teologi Paulus: “Salib Kristus
adalah hikmat dan kearifan Allah” (1 Kor. 1:18-25).
Teks: “sebab yang bodoh dari Allah
lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan lemah dari Allah lebih kuat dari
pada manusia”
(ayt. 25).
A
|
pa yang bodoh? Allah melakukan
kebodohan dari diri-Nya dalam sejarah dunia, dalam sejarah manusia? Ya!! Secara
historis, pada faktanya, Allah pernah melakukan kebodohan dari diri-Nya. Dengan
frasa yang amat menyenangkan dunia, “kebodohan dari-Nya telah dipentaskan”.
Salib merupakan kayu palang, sebuah kreatifitas yang pernah disetujui-Nya untuk
menampilkan kebodohan? Salib itu terlihat bodoh. Di sana tempat Kristus
mati. Dunia bertanya, bukankah itu
bodoh?
Dibandingkan
dengan hikmat Allah, hikmat salib, sesungguhnya itulah kebodohan terbodoh
dunia. Apakah salib itu? Kebodohan itu? Bukankah itu adalah kebodohan hikmat
dunia? Kebodohan manusia? Hikmat dunia disalibkan di salib Kristus. Kebodohan
dari Allah, telah menyalibkan kebodohan dunia, kita inilah. Christ event, oleh dunia, adalah
kebodohan.
Salib
Kristus, yaitu kreatifias Allah, di mata dunia adalah suatu karya yang kusam.
Dan pemberitaannya adalah kebodohan bagi yang tidak memahaminya sebagai Hikmat
Allah. Dunia mengatakan dirinya berhikmat, tetapi bahwa dirinya justeru
dipermalukan ketika Kristus, sebagai hikmat Allah, tersalib dengan lemah. Ia
merasa sakit. Tetapi apakah kesakitan-Nya adalah suatu keputusan hikmat Allah?
Dunia pernah mengatakan tidak. Itu kebodohan. Ia meninggikan dirinya sambil
menyerukan, sungguh karya yang tidak terkaryakan bagi kebijaksaan dunia.
Sungguh harga yang tidak terhargakan bagi dunia. Dunia dulu pernah mengatakan,
“bahkan menjualnya pun sebagai sebuah karya, tidak akan pernah diminati”.
Di
salib, dunia dipermalukan karena keangkuhan dirinya sendiri. Kebodohan dari
Allah, yang pernah dilakukan dalam sejarah, telah mengajarkannya bagaimana
berhikmat. Di salib, telah terjadi suatu ketidakmungkinan yang mungkin. Di
salib, Allah telah menampilkan hikmat-Nya sekali untuk selama-lamanya.
Kebodohan dari Allah mendidik dunia untuk berhikmat. Pengajaran hikmat justeru
ada pada salib. Kepintaran justeru berasal dari salib itu. Kristus adalah
hikmat Allah. Ia tersalib, bukan berarti bahwa Allah menyalibkan kebodohan-Nya.
Melainkan bahwa Allah ingin mendidik kebodohan manusia. Kristus yang tersalib,
telah menyerukan pengajaran-pengajaran dan memberi hikmat. Dunia dibukakan
matanya tentang kebodohan dari Allah, yang justeru merupakan hikmat terbesar
baginya. Sebab ia memandang dan berpikir, sebagai yang paling berhikmat?
Kebodohan
dari Allah, yang dilihat oleh dunia, telah menyalibkan kebodohan dunia,
kebodohan kita inilah. Suatu anjuran hikmat dari salib ialah, salibkanlah
pikiran dan kepintaran, agar berhikmat, sebagaimana Allah menunjukkan
hikmat-Nya, yakni Kristus, dengan kerendahan diri dan kasih. Yang bodoh dari
Allah, adalah hal ini. Salibkan kepandaian kita, untuk beriman. Sebab semuanya
tak bermakna karena kesombongan dan keangkuhan. Akhirnya, salibkan keduanya
ini, untuk belajar mengasihi dan rendah hati. “Karena Kristus, kita tidak
mendapat hikmat yang tersalib, tetapi hikmat kebangkitan. Carilah hikmat pada
salib, sebab ada hikmat pada salib Kristus, yang bangkit”. (G_g).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar