Rabu, 06 November 2013

Pandangan Luther

gefline.blogspot.com

Orang Kristen: SIMUL IUSTUS ET PECCATOR
(Dibenarkan Sekaligus Berdosa)
Victor J. Banoet
Dalam membicarakan pandangan Luther ini, atau lebih umum dikatakan pandangan reformator ini, kemudian diteguhkan lagi oleh Calvin, yaitu bahwa orang Kristen walau telah mengalami pembenaran oleh iman akan sekaligus berdosa. Pandangan ini dihasilkan dari proses pegumulan tetap suatu relasi hidup antara diri sendiri dengan orang lain sebagai bentuk relasi personal dengan Kristus. Maksudnya adalah bahwa secara realistis, pandangan reformator ini ingin menekankan realitas pembenaran dengan fakta keberdosaan manusia yang terus-menerus berlangsung. Sehingga pandangan ini, paling sederhana dapat dikatakan demikian, yaitu bahwa status dibenarkan oleh Kristus tidak meniadakan realitas dosa yang terus menghampiri kehidupan manusia. Realitas keberdosaan itu memperoleh jalan masuknya dari perbuatan dan kebebasan hidup dalam iman. Luther menyampaikan bahwa “Iman kita kepada Kristus tidak membebaskan kita dari perbuatan, yaitu praanggapan yang sembrono bahwa pembenaran diperoleh melalui perbuatan” (Treatise On Christian Liberty). Kebebasan dalam iman mengikatkan diri seseorang kepada pelayanan terhadap sesamanya. Dan pelayanan itu dihasilkan dari iman yang mengisyaratkan bahwa di dalam mengalami Kristus, kebebasan itu ialah tidak tunduk kepada siapa pun. Segala sesuatu tidak memperbudaknya. Demikian secara paradoxal, Luther menyampaikan bahwa “seorang Kristen adalah bebas sepenuhnya dari segala sesuatu, tidak tunduk terhadap siapa pun; sekaligus ia terikat sebagai pelayan yang tunduk sepenuhnya pada semua orang”. Aksioma pertama, menyatakan bahwa seorang Kristen menyatakan dirinya yang bebas adalah karena imannya. Ia bebas dari segala peraturan. Karena itu, iman pun dapat menembusi suatu regulasi hukum apa pun. Dan kebebasan itu menunjuk pada semangat hidup. Pada aksioma kedua, walau manusia bebas, namun, ia juga terikat pada pelayanan terhadap semua orang. Dan pelayanan itu berlangsung atas bimbingan yang sedemikian rupa oleh Kristus, sehingga apa yang dilakukan adalah melebihi daripada yang dituntut hukum.
“Dari iman mengalirlah kasih dan kesukaan di dalam Tuhan, dan dari kasih mengalirlah pikiran yang penuh sukacita, rela dan bebas, yang melayani sesama secara iklas tanpa memperhitungkan rasa terima kasih maupun tak tahu budi, pujian maupun cacian, untung maupun rugi. Karena orang melayani bukan supaya ia boleh menempatkan orang lain di bawah kewajiban-kewajiban, tetapi dengan segala kebebasan dan kerelaan dia mencurahkan diri dari semua yang ia miliki .... seperti Bapa Surgawi telah secara bebas menolong kita di dalam Kristus, demikian juga kita harus menolong sesama kita scara bebas melalui tubuh kita dan pekerjaannya, dan setiap orang harus menjadi bagaikan Kristus bagi orang lain, sehingga kita dapat menjadi “kristus-kristus” satu sama lain dan Kristus dapat menjadi sama bagi semua; artinya, bahwa kita dapat menjadi orang Kristen sejati.”
Bagi Luther, orang Kristen dibenarkan sekaligus berdosa dilihatnya secara kualitatif. Maksudnya adalah bahwa karena kualitas pembenaran menghasilkan suatu kebebasan dalam iman. Sedangkan ia secara tegas menyatakan bahwa orang Kristen tetaplah seorang dan membutuhkan kemurahan pembenaran Allah setiap waktu. Baginya orang Kristen pada status dibenarkan sebagai kemurahan Allah adalah sekaligus berdosa dan kemurahan Allah akan tetap menjadi daya hidupnya. Itulah sebabnya, mangapa ia menyampaikan juga bahwa manusia adalah pendosa dan sekaligus bukan pendosa.
Orang benar baginya hidup dalam dua realisme sekaligus, yaitu realisme dibenarkan dan berdosa. Dalam segala tindakan moral terbaiknya, manusia adalah tetap dalam realisme keberdosaan. Sehingga baiklah bagi seorang Kristen, dalam segala tindakan yang dianggapnya baik, sesungguhnya secara definitif dapat terjatuh dalam keberdosaan.
Saya menegaskan bahwa yang terbaik dari kelakuan orang-orang percaya adalah ternoda dan terusakkan oleh suatu kenajisan. Coba saja setiap hamba Allah yang kudus memilih dari seluruh hidupnya, tindakannya yang ia yakini sebagai yang terbaik, dan biarlah ia memeriksanya dengan teliti dari segala seginya, niscaya ia akan mendapati di dalamnya suatu noda kejahatan daging”.
Dalam hal ini, secara implisit, ingin disampaikan bahwa sebuah pengampunan termasuk dalam sebuah realitas. Dalam perbuatan apapun, tidak luput dari sebuah kegelisahan bahwa adanya keberdosaan dalam tindakan. Akan tetapi, dengan bebas, berani bahwa berbuat sesuatu hal karena iman dalam pembenaran itulah, dalam realitas apa pun, kemurahan dan pengampunan Allah terus berlangsung tanpa henti. Hal ini paling mudah memaklumi kualitas manusia di hadapan Allah sangat berbeda jauh. Karena itu ada perbedaan kualitatif antara perbuatan Allah dan perbuatan iman. Karena itu, Calvin yang memperteguh pandangan ini, menekankan juga rasa penundukan diri secara total di hadapan Allah.
Dari perspektif itulah, yaitu bahwa pengampunan dan kemurahan Allah yang nyata bagi setiap tindakan manusia, maka Luther dengan lantang ia menyatakan bahwa “beranilah berdosa, tetapi lebih beranilah percaya”. Ini bukanlah sebuah anjuran romantis terhadap dosa, yaitu bahwa kesukaannya ialah berbuat jahat, tetapi sebuah teguran terhadap kesadaran Kristen untuk tetap berjuang bahwa hidup pun melibatkan dosa. Dan bahwa manusia sungguh-sungguh sadar akan dirinya yang tidak bisa lari dari dosa.  Simul iustus et peccator, sesungguhnya adalah sebuah pencerahan tentang suatu tindakan iman yang bebas. Maksudnya adalah bahwa, agar suatu iman dalam aplikasinya atau perannya dalam kehidupan ini sungguh-sungguh berlangsung bebas. Pandangan ini adalah sebuah nasihat berharga bagi orang Kristen yang takut kepada dosa sehingga mereka menolak untuk bertindak atau berperan secara aktif dan bebas menyembah Allah dalam setiap peristiwa kehidupan. Orang benar-benar berani bertindak, karena sumber dayanya bukanlah suatu keadaan tanpa dosa (oleh pembenaran), melainkan kemurahan Allah (hal ini turut membenarkan dan menopang pandangan eskatologis pula, yaitu dalam kekurangan-kekurangan hidup, Kristus menjadi titik tolak penggenapan dan penyempurnaan kehidupan nanti). Akhirnya, seperti pernyataan J. Dillenberger dan C. Welch, bahwa, “keyakinan dan kekuatan ini yang membebaskan berdasarkan penemuan kembali dari Alkitab. Melalui penerimaan Allah yang tanpa syarat  terhadap manusia, manusia dibebaskan dari perhitungan, ketakutan dan bekerja dengan penuh tanggung jawab di dalam dunia”. Ia adalah orang yang senantiasa diampuni, yang tidak mengandalkan apa pun yang lain, dan yang kehidupan duniawinya adalah sebagai orang kudus dan orang berdosa. Inilah hakikat natural orang Kristen.


1 komentar:

  1. Merkur & Ferencia: Merkur & Ferencia Merkur
    Merkur & Ferencia merkur - Merkur & septcasino Ferencia Merkur in Solingen, Germany - Merkur https://octcasino.com/ - Merkur https://febcasino.com/review/merit-casino/ Merkur - MERKUR - Merkur & Ferencia www.jtmhub.com Merkur 나비효과

    BalasHapus